Sabtu, 03 Desember 2016

Senjata Ampuh Penangkal HOAX



Seringkali kita temukan di media sosial terkini, informasi baik itu yang berupa gambar, video maupun tulisan bertebaran dengan viral-nya. Jumlah like dan share yang tidak main-main. Minimal diatas 500an likers dan sharers untuk informasi yang kebenarannya masih sangat "dipertanyakan".

Kita yang terbiasa "latah", dan "malas" membaca dan mencari kebenarannya disuguhkan dengan 2 tombol yang kecil namun berdampak. Tombol like dan share. Ditambah lagi dengan judul atau headline yang "lebay" menambah "kemantapan" hati kita untuk klik like dan share. Ternyata, dilain waktu ditemukan indikasi bahwa informasi yang kita bagikan ini adalah PALSU, atau istilah bekennya HOAX.

Saya masih ingat sekali saat di bangku kuliah, sorang Dosen saya berkata bahwa sebagai mahasiswa perlu meningkatkan sikap "SKEPTIS" kita, baik saat di laboratorium maupun di lingkungan sekitar. Apa itu SKEPTIS?

Menurut kamus besar bahasa indonesia skeptis yaitu kurang percaya, ragu-ragu (terhadap keberhasilan ajaran dsb): contohnya; penderitaan dan pengalaman menjadikan orang bersifat sinis dan skeptis. Jadi secara umum skeptisisme adalah ketidakpercayaan atau keraguan seseorang tentang sesuatu yang belum tentu kebenarannya.

Sikap skeptis ini membuat kita lebih berhati-hati akan informasi yang kita terima, apapun bentuknya, apapun medianya. Baik informasi yang langsung kita dengar, kita lihat, bahkan kita alami sendiri. Sikap skeptis ini membentuk pribadi kita untuk memeriksa, menganalisa, mengkritisi, membuat hipotesa sampai pada mengambil kesimpulan atas informasi yang kita terima tersebut.

Sikap skeptis ini pada dasarnya sudah kita miliki semenjak lahir. Saat anda tidak sengaja menginjak sesuatu, yang menurut akal sehat anda itu adalah "kotoran" cicak. Tidak serta merta kita percaya. Ada sebagian dari kita, mencoba melakukan eksperimen kecil seperti mem-bau-inya, menyentuhnya, sampai akhirnya yakin menyimpulkan itu adalah kotoran yang sejak awal kita sebenarnya sudah memprediksinya.

Namun, dengan derasnya informasi kini membuat rasa dan sikap skeptif kita menurun sedikit demi sedikit. Banyak faktor yang menyebabkan hal ini terjadi, malas membaca beberapa kali dan mencari fakta lain yang berhubungan, memeriksa background si penulisnya atau yang mengunggahnya dan lain-lain yang perlu kita dalami sebelum memutuskan kesimpulan itu "BENAR" atau "SALAH" dan membagikan kepada orang lain dengan 2 tombol kecil tadi.

Terlepas dari siapa yang benar atau salah, pastikan alarm skeptis anda sudah berbunyi manakala anda mendapatkan informasi yang masih belum tentu kebenarannya dan pastikan sikap skeptis anda tidak berlebihan. Karena, jika skeptis itu berlebihan maka anda akan di cap sebagai orang yang keras kepala yang tidak mau menerima informasi dari orang lain. Selamat ber skeptis.

Bagikan

Jangan lewatkan

Senjata Ampuh Penangkal HOAX
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tulis email Anda untuk berlangganan artikel TERBARU dan MENARIK.

Tinggalkan komentar Anda disini! Komentar berbau2 iklan atau terang2 iklan akan saya bantu promosikan tapi bukan disini :D